Tahap Uji Publik, diterangkan Eko menjadi ajang penilaian sejauh mana implementasi keterbukaan informasi, khususnya dalam upaya menerapkan transparansi pengelolaan anggaran penanganan Covid-19 di Kabupaten Wonosobo. Sepanjang masa pandemic Covid-19, Pemkab Wonosobo disebut Eko mengalokasikan anggaran hingga lebih dari 165 Miliar Rupiah dari hasil dua tahap refocusing. “Untuk alokasi anggaran, kami menampilkan secara aktual di laman resmi yaitu corona.wonosobokab.go.id/anggaran sehingga dapat diakses secara mudah oleh masyarakat sebagai bagian dari upaya transparansi,” tuturnya. Sementara untuk penyampaian informasi perihal penanganan virus korona, pemkab Wonosobo diakui Eko juga telah memanfaatkan jaringan media baik media massa, media elektronik, media sosial, online hingga TV Streaming dan forum komunikasi media tradisional (FK METRA). Masyarakat sebagai target informasi menurut Eko bahkan dapat mengakses perkembangan kasus hingga ke tingkat desa/Kelurahan di 15 Kecamatan yang dimutakhirkan setiap hari.
Penegasan perihal komitmen keterbukaan informasi publik juga disampaikan oleh Wakil Bupati Wonosobo Agus Subagiyo dalam sambutan pembukaan Uji Publik. Wabup yang didampingi Pelaksana Tugas Kadinkes, dr Muhamad Riyatno menyebut bahwa Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten Wonosobo menjunjung tinggi semangat transparansi dalam upaya mengedukasi masyarakat tentang penanganan Covid-19. “Semua kita buka dan bisa diakses dengan mudah serta semaksimal mungkin terpublikasikan secara rutin,” jelas Wabup. Dengan semangat transparansi tersebut, Wabup bahkan mengaku selama 4 tahun terakhir opini atas laporan kinerja keuangan daerah oleh BPK selalu Wajar Tanpa Pengecualian alias WTP. Kedepan, Wabup juga menyatakan akan berupaya untuk menjaga komitmen keterbukaan informasi dan memperbaiki catatan-catatan dari panelis, termasuk dari ICW yang meminta Pemkab menyediakan kanal aduan atau laporan masyarakat sebagai upaya mencegah terjadinya korupsi.
]]>Kabag Perekonomian dan SDA Setda, Siti Nuryanah, mengungkapkan, tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut yakni untuk membangkitkan kembali semangat wirausaha bagi para perajin di Kabupaten Wonosobo agar tetap semangat, produktif dan kreatif di tengah pandemi Covid-19 sebagai upaya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan keberlangsungan usaha serta meningkatkan pendapatan.
"Workshop ini diberikan kepada para perajin agar tetap semangat berwirausaha, produktif dan kreatif di tengah pandemi Covid-19 sebagai upaya untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan keberlangsungan usaha serta meningkatkan pendapatan," ungkapnya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan penyerahan bantuan seperangkat komputer yang diberikan sebagai media untuk pemasaran online di Showroom Dekranasda yang berlokasi di Gerbang Mandala Wisata Wonosobo. Yang berfungsi untuk memfasilitasi perajin lokal dalam rangka pemasaran produk kerajinan baik batik maupun non batik serta kerajinan kriya lainya.
Sementara itu, selaku Ketua Dekranasda, yang juga merupakan istri Bupati Wonosobo Fairuz Eko Purnomo, menyambut baik, serta sangat mengapresiasi, kegiatan ini. "Saya menyambut baik dan menyampaikan apresiasi tinggi, mengingat saat ini kondisi perekonomian masyarakat kita sedang kurang stabil, akibat gempuran pandemi Covid-19. Seluruh lapisan masyarakat terkena dampaknya, terutama yang bergerak di sektor ekonomi riil. Saat ini kelesuan terjadi di seluruh sektor, dan cukup mengkhawatirkan".
Fairuz berharap melalui workshop tersebut mampu membawa manfaat dan menjadi pemicu semangat bagi para perajin. "Saya berharap kegiatan kali ini, dapat membangkitkan kembali semangat berwirausaha bagi para Perajin, agar tetap semangat, produktif dan kreatif di tengah pandemi Covid-19 ini, dan Saya minta kegiatan semacam ini, dapat diselenggarakan secara berkesinambungan", harapnya.
Selain itu Ketua Dekranasda menegaskan kepada para perajin agar meningkatkan pendapatan, meskipun di tengah situasi pandemi. Dengan berinovasi, dan memanfaatkan kemajuan teknologi, seperti membuka alternatif pemasaran secara online. "Karena di saat-saat seperti sekarang ini, dengan keterbatasan aktivitas di masa pandemi, pemasaran secara online menjadi salah satu cara untuk memperluas pangsa pasar, dan lebih mendekatkan hasil produksi kepada konsumen. Diiringi dengan kecepatan respon, kualitas barang yang baik, serta kualitas pelayanan yang oke punya, kesejahteraan para perajin di Kabupaten Wonosobo, secara otomatis akan meningkat," tegasnya.
"Saya ingin para perajin di Wonosobo, untuk benar-benar memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, dalam pengelolaan maupun pemasaran produk, dan kuncinya adalah mental, untuk tetap semangat berwirausaha," pungkasnya.
]]>Kepala Seksi Teknik Komunikasi dan Persandian Bidang Informatika, Wajiran, menambahkan bahwa hasil evaluasi program Smart City tersebut juga membuahkan sejumlah catatan positif dari Kemenkominfo perihal kinerja Pemkab Wonosobo. “Sejumlah catatan yang sifatnya mengapresiasi kinerja kita antara lain adalah telah berjalannya program smart governance yang berhasil meningkatkan indeks kepuasan masyarakat dari semula 80,17% di tahun 2018, menjadi 81,81% pada 2019”, terang Wajiran. Selain itu, dalam hal kinerja fiskal dan pengelolaan keuangan, adanya smart city juga disebut Wajkiran memudahkan Pemkab meraih opini WTP hingga 4 kali berturut-turut sejak tahun 2017, serta menghasilkan penilaian atas kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah (LKPPD Kemendagri) dengan capaian nilai 3.17. “Pun demikian dengan hasil penilaian sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) dari KemenPANRB, selama 2 tahun terakhir mendapat nilai cukup bagus yaitu 2.94, sementara laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (LAKIP) berhasil mendapat nilai 64,03 alias masuk kategori predikat Baik”, beber Wajiran.
Senada, Kepala Dinas Kominfo, Eko Suryantoro juga menyebut hasil koordinasi dengan OPD-OPD terkait yang menjadi bagian dari program Smart City menunjukkan progress yang menggembirakan. “Program Smart Economy saat ini tengah kita dorong untuk bisa menjadi solusi mengatasi dampak pandemi COVID-19 yang memukul segenap sendi perekonomian warga”, jelas Eko. Perangkat Daerah terkait, disebut Eko telah siap dengan upaya menghidupkan kembali pasar wisata tradisional yang selama pandemi terpaksa mati suri, salah satunya dengan program Bangga Bela Beli Produk Lokal untuk melindungi makanan dan kesenian tradisional. Kemudian, Eko juga menyebut Smart Branding yang akan menjajaki kerja sama dengan sejumlah biro perjalanan wisata melalui aplikasi Jelajah Wonosobo untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Wonosobo selepas Pandemi COVID-19. “Harapan kami semua adalah program Kota Cerdas ini kedepan akan benar-benar memberikan dampak signifikan bagi upaya meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat dengan berbagai kemudahan dalam tata laksana kehidupan sehari-hari”, pungkas Eko.
]]>Selain hal tersebut dibahas juga mengenai Quick Win yang disepakati, yaitu sebagai berikut:
]]>
SuratKu merupakan aplikasi surat menyurat elektronik Kulon Progo. SuratKu sudah menerapkan Tanda Tangan Elektronik(TTE) yang keamanannya dijamin oleh BSSN. Dengan adanya suratKu, sudah tidak ada lagi surat fisik yang diantar ke OPD-OPD disana. Hal tersebut merupakan hal yang sangat efektif dan juga efisien dibandingkan dengan masih menggunakan surat fisik. Selain menghemat kertas dan juga tenaga dalam pengantaran surat, dengan adanya suratKu sangat meminimalisir adanya kontak fisik yang dalam pandemi covid-19 ini memang sangat dianjurkan.
Selain itu, ada juga aplikasi bumilku yaitu aplikasi ibu hamil kulon progo. Aplikasi ini berisi mengenai data ibu hamil di Kulon Progo. Baik jumlah ibu hamil, keadaan dari ibu hamil dan juga HPL. Dalam aplikasi tersebut juga menampilkan lokasi dari ibu hamil yang ada.
Selanjutnya Jendelaku, merupakan aplikasi yang menerepakan Single Sign On(SSO) yaitu dengan hanya login satu kali, pengguna sudah bisa mengakses seluruh aplikasi yang ada di JendelaKu. Melalui aplikasi ini, pengguna tanpa perlu repot berkali-kali login untuk mengakses aplikasi-aplikasi tertentu.
Semoga dengan adanya studi referensi ke Kulon Progo, Diskominfo Kabupaten Wonosobo bisa lebih mengembangkan program-program yang ada di Kabupaten Wonosobo guna untuk menuju wonosobo Smart City.
]]>Smart City, menurut Bupati memerlukan persiapan yang matang mengingat kompleksitas ekosistemnya. Kepada jajaran perangkat daerah di lingkup Pemkab Wonosobo, Eko meminta agar layanan smart city nantinya dapat diintegrasikan dan disinergikan dengan berbagai layanan, baik di dunia usaha, akademisi, hingga sampai ke lingkup individu. “Sebagaimana tujuan awal, smart city dibangun untuk membentuk suatu kota yang aman dan nyaman bagi warga serta untuk memperkuat daya saing kota dalam hal perekonomian, sosial dan kenyamanan lingkungan secara umum,” imbuhnya. Keterpaduan sistem dalam smart city dengan beragam layanan publik, disebut Eko juga akan membantu masyarakat untuk dapat mengelola sumber daya secara efektif, efisien, serta memudahkan masyarakat dalam melakukan beragam kegiatan yang tidak terduga sebelumnya.
Harapan Bupati tersebut selaras dengan penjelasan Kepala Bidang Informatika Dinas Kominfo, Sulistiyani yang mengaku telah menyusun road map smart city hingga Tahun 2021. Sejak Tahun 2017, Lis menyebut smart city telah berjalan seperti yang direncanakan dalam peta jalannya. “Secara umum, konsep smart city sesuai roadmap termasuk di dalamnya struktur, infrastruktur dan suprastrukturnya,” jelas Sulistiyani. Bahkan, menurut Lis sejumlah aplikasi berbasis android telah diluncurkan demi memudahkan masyarakat mengakses layanan publik. Di sektor kesehatan, Lis menyebut ada aplikasi untuk memudahkan calon pasien mengetahui ketersediaan kamar di RSUD Setjonegoro. “Kami juga sudah meluncurkan, Wonosobo Smart, sebuah aplikasi untuk menunjukkan beragam tujuan wisata, lokasi ATM, hingga rumah makan dan alamat-alamat kantor pemerintah,” lanjutnya. Ke depan, dengan dukungan infrastruktur yang lebih memadai, Lis meyakini apa yang menjadi harapan Bupati terhadap SmartCity Wonosobo akan dapat terwujud.
]]>Tugas lain tim dalam dewan smart city, di mana Bupati bertindak selaku Pembina, dan jajaran Forkopimda meliputi Dandim, Kapolres, Ketua Pengadilan Negeri, Kepala Kejaksaan Negeri, serta Wakil Bupati sebagai Pengarah dan beranggotakan seluruh pimpinan OPD itu, disebut Eko adalah menerima saran dan masukan dari masyarakat, melaksanakan rakor dengan tim pelaksana sekurang-kurangnya sebulan sekali, hingga membahas hasil asesmen atau audit internal dan independen sebagai materi evaluasi dan melakukan pelaporan kepada Bupati terkait perkembangan program Smart City.
Sejauh ini, program smart city, seperti diungkapkan Andi Yunianto, Direktur Inixindo Widyaiswara Yogyakarta selaku konsultan mitra pemkab Wonosobo sudah berada pada jalur yang benar. Selain baru-baru ini diputuskan masuk dalam kategori 100 Kabupaten/Kota yang berhak atas pendampingan Kementerian Kominfo, Wonosobo disebut Andi telah mengimplementasikan langkah dan tahapan sesuai dengan blueprint yang ditetapkan. “Melakukan pembangunan dengan pendekatan smart city yang mensyaratkan adanya inovasi, terobosan dalam menyelesaikan masalah, terobosan dalam sektor unggulan daerah, serta berbasis data terintegrasi dan melibatkan kolaborasi antar sektor / OPD juga sudah dilakukan oleh Pemkab Wonosobo”, papar Andi.
Contoh riil dari implementasi smart city Wonosobo, disebut Kepala Bidang Informatika Dinas Kominfo, Sulistiyani, adalah kolaborasi antar sektor dalam upaya menekan dampak kejadian kecelakaan di jalur tengkorak Parakan-Wonosobo via Kledung. “Kerja sama pihak Dinas Perkimhub, Kepolisian dan Dinas Kominfo nantinya akan diwujudkan dalam penerapan sistem deteksi dini atau early warning system, sehingga kita akan mengetahui apabila ada kendaraan yang berpotensi mengalami kecelakaan lebih awal”, terangnya. Selain itu, Dinas Kominfo disebut Sulistiyani juga tengah berupaya menerapkan konsep 6S, yaitu smart living, smart society, smart economy, smart branding, smart Governance dan smart environment.
Tanggapan positif atas progres smart city diungkap Wakil Bupati, Agus Subagiyo, dalam sambutan pembukaan sosialisasi. Wabup menegaskan komitmen pimpinan daerah terhadap program smart city jelas, dan akan terus mendukung terwujudnya kemudahan masyarakat dalam mengakses beragam kebutuhan mereka. “Smart City ini kami harapkan akan seiring dengan visi dan misi pemerintah, yaitu terwujudnya Wonosobo yang bersatu untuk maju, mandiri dan sejahtera untuk semua”, tutupnya.
]]>Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro, yang turut mendampingi Bupati dalam acara peluncuran Gerakan 100 Smart City Indonesia tersebut menjelaskan, MoU itu merupakan langkah lanjut menyusul ditetapkannya 25 Kabupaten yang lolos dalam assessment oleh Kemenkominfo RI beberapa waktu lalu. Wonosobo, menurut Eko dinyatakan lolos bersama 24 Kabupaten/Kota lain seperti Kebumen, Padang Pariaman, Banyumas, Demak, dan Klaten. "Assessment smart city ini mengacu pada penilaian aspek-aspek infrastruktur, baik fisik dan teknologi, struktur dan supra struktur termasuk produk-produk regulasi yang ada", terangnya melalui surat elektronik yang dikirim sesaat setelah acara.
Sesuai pesan Menteri Dalam Negeri RI, Tjahyo Kumolo, Eko menyebut smart city menjadi salah satu strategi yang ditempuh untuk mendorong Pemerintah Kabupaten/Kota agar lebih baik dalam Pelayanan publik. "Di antaranya adalah melalui pengembangan regulasi dan pengembangan sistem informasi dalam pelayanan pemerintahan yang berbasis elektronik", tambahnya.
Mendagri, menurut Eko juga berpesan kepada Kabupaten dan Kota yang masuk dalam Gerakan 100 Smart City untuk menjadi contoh dan senantiasa membuat inovasi sekecil apapun dalam pelayanan publik pada warga masyarakatnya. Sehingga menjadi pemerintah Kabupaten/Kota yang "smart" dalam melayani.
]]>Pj Sekda, M Aziz Wijaya dalam sambutannya menegaskan pentingnya sinergi kuat antar jajaran OPD di lingkup Pemkab Wonosobo dalam mengupayakan terwujudnya Kota Cerdas. “OPD kami harapkan untuk dapat berkoordinasi secara intensif serta tidak saling menyalahkan mengingat pekerjaan menuju smart City Wonosobo ini membutuhkan sinergi kuat diantara semua pihak yang terlibat,” tegasnya. Dukungan masing-masing OPD dalam peranan mereka pada 6 smart, yaitu smart Governance, Smart Environment, Smart Society, Smart Living, Smart Branding serta Smart Economy menurut Aziz mesti disertai komitmen untuk meningkatkan layanan serta memberikan kemudahan bagi warga masyarakat. Penyusunan masterplan smart City sebagai tahapan awal dari impelementasi Kota Cerdas, diakui Aziz juga membutuhkan keseriusan semua pihak yang terlibat.
Demi terbitnya dokumen masterplan yang sesuai harapan, ia menekankan setidaknya ada lima hal untuk menjadi perhatian, yaitu bagaimana membangun pola pikir sikap dan karakter masyarakat agar kedepan lebih baik, kemudian dukungan dari para pimpinan OPD beserta seluruh stakeholder, dan ketiga adalah orientasi pada pelayanan publik dan memberikan perhatian pada pemberdayaan pemerintah maupun masyarakat untuk berinovasi. “Keempat, masterplan disusun berdasarkan bimbingan teknis yang akan kita laksanakan sebanyak empat kali yang di dalamnya berisi kesepakatan program kerja dan rencana aksi masing-masing OPD” lanjutnya. Kelima, menurut Aziz adalah perlunya peningkatan keterampilan dan profesionalisme personil yang ditugasi untuk menangani penyusunan masterplan smart City.
Kelima hal yang diminta Pj Sekda untuk diseriusi tersebut, menurut Kepala Bidang Informatika Dinas Kominfo, Sulistiyani selaras dengan materi Bimtek tahap II. Menurutnya, fokus para peserta Bimtek yang telah dibagi dalam 6 kelompok smart adalah untuk menentukan quick win, yaitu memecahkan permasalahan yang muncul di masing-masing bidang. Sebagai contoh, Lis menyebut quick win pada kelompok smart living, yaitu pemasangan alat bantu untuk penderita disabilitas di angkutan umum. “Setiap anggota diskusi pada kelompok smart Living kemudian akan berpikir bagaimana menentukan alat yang tepat guna seperti yang diaksud,” pungkasnya.
]]>Melalui metode perencanaan strategis yang popular dengan akronim SWOT tersebut, masing-masing perangkat daerah diharapkan untuk benar-benar menguasai sejauh mana posisi mereka dalam rangka menuju Wonosobo Smart City. Bupati, Eko Purnomo dalam sambutan pembukaan Bimtek yang berlangsung di Ruang Mangunkusumo Setda tersebut mengungkapkan optimismenya Kabupaten Wonosobo akan mampu merealisasikan Kota Cerdas. Menurutnya, keberhasilan mewujudkan Smart City akan meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta memudahkan masyarakat dalam akses teknologi, khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan harian. “Harapan kami dengan terwujudnya Kota Cerdas ini, tentu juga akan membuka lebih banyak peluang bagi warga masyarakat sehingga berimbas positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan mereka,” ungkap Bupati. Kehadiran narasumber kompeten dari Kementerian Komunikasi dan Informatika ditegaskan Bupati mestinya benar-benar dioptimalkan oleh para OPD untuk menggali ilmu melalui diskusi-diskusi produktif.
Senada, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro menyebut kesempatan mendapatkan pendampingan dari Kemenkominfo merupakan peluang berharga untuk menyelaraskan maksud dan tujuan. “Bimbingan teknis ini dihadiri langsung oleh unsur pimpinan OPD di Pemkab Wonosobo bahkan sampai tingkatan Kecamatan dan sejumlah Desa,” terang Eko. Dalam forum bimtek, para peserta disebut Eko dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu kelompok Suprastruktur, Infrastruktur, dan kelompok struktur, dimana masing-masing kelompok akan berdiskusi perihal peta SWOT di setiap OPD. Hasil diskusi itulah yang kemudian akan menjadi bahasan pokok bagi para narasumber, untuk menentukan langkah-langkah lanjutan pemkab Wonosobo sehingga keinginan mewujudkan Kota Cerdas bakal lebih cepat tercapai.
]]>Ajakan Bupati tersebut selaras dengan maksud dan tujuan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Eko Suryantoro yang sebelumnya menyebut pihaknya ingin merangkul media dalam upaya menyosialisasikan program smart city kepada warga masyarakat Wonosobo. Menurut Eko, upaya pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk menuju Kota Cerdas juga diiringi beragam jenis inovasi yang nantinya akan memudahkan warga masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari mereka. “Belum lama ini, bersamaan dengan perayaan Hari Jadi Kabupaten Wonosobo ke-194 Bupati juga meresmikan layanan keliling PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan), yang nantinya akan mendekatkan berbagai jenis layanan kependudukan hingga konseling remaja serta pembayaran pajak bumi dan bangunan,” terang Eko.
Karenanya, ke depan Eko menyebut pihaknya berharap sinergi antara pemkab dengan media terjalin semakin erat, sehingga kebutuhan masyarakat terhadap informasi terkait kinerja pemerintah daerah juga dapat terpenuhi secara optimal. Khusus program Kota Cerdas, ia mengakui masih ada tiga tahap bimbingan teknis penyusunan masterplan dengan melibatkan seluruh OPD dan banyak elemen masyarakat. “Penyusunan masterplan ini akan terus didampingi secara langsung oleh pihak Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan lembaga konsultan resmi serta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” tandasnya.
]]>Karena itulah, kepada OPD terkait seperti Dinas Komunikasi dan Informatika, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan dan Bappeda yang turut dalam virtual assessment bersama lebih dari 130 Kabupaten/Kota se-Indonesia itu, Wabup meminta agar mereka mempersiapkan secara serius, bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya memaksimalkan sejumlah potensi wisata di berbagai wilayah di Wonosobo. “Sebagaimana disampaikan Direktur Layanan Aplikasi Informatika Pemerintahan Kemenkominfo RI, Bapak Bambang Dwi Anggono, tadi, sejumlah tantangan dan hambatan harus dihadapi dalam upaya menggairahkan kembali sektor pariwisata, seperti jebakan rutinitas di kalangan birokrasi di mana semua mengandalkan APBD, smart City masih dianggap sebagai sekedar proyek TIK, belum dominannya e-Leadership, serta kurangnya inovasi harus bisa ditemukan solusinya, yaitu dengan kolaborasi sinergis seluruh elemen”, tandas Wabup.
Ia menegaskan untuk pengembangan smart City dan pariwisata, Pemkab Wonosobo memiliki komitmen kuat karena dampaknya akan berimbas sangat positif bagi perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat. Ia juga mengaku melihat semangat kuat warga masyarakat yang mulai menggali dan memanfaatkan potensi alam di sekitar Desa, seperti diperlihatkan Kelompok Sadar Wisata di Desa Tambi, Kejajar yang baru-baru ini membuka kerja sama dengan Perhutani untuk pengelolaan kawasan wisata alam Bukit Setalang.
Selaras dengan harapan Wabup, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo, Eko Suryantoro mengaku siap mengawal arah pengembangan sektor pariwisata dengan penguatan implementasi smart City. “Untuk mendukung sektor pariwisata, utamanya yang berbasis alam dan berada di wilayah kami bahkan telah memulainya sejak Tahun 2018 lalu dengan memasang jaringan pendukung di Desa Dieng, Kejajar dan berlanjut ke Desa Kumejing, Wadaslintang”, tutur Eko. Di sisa tahun anggaran 2020, pihaknya juga masih terus berupaya untuk penguatan jaringan di dua Desa wisata, yaitu Desa Krinjing Kecamatan Watumalang dan Desa Mergolangu Kecamatan Kalibawang, yang saat ini memang minim akses telekomunikasi, namun telah berupaya mengembangkan potensi wisata alamnya. Dinas Kominfo, ditegaskan Eko juga siap untuk berkolaborasi dengan semua pihak terkait demi kemajuan sektor pariwisata Kabupaten Wonosobo.
(Danang – Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Wonosobo)
]]>Hal ini terlihat dengan dilaksanakannya kerja sama dengan UNDIP Semarang saat rakor secara virtual di ruang rapat pendopo kabupaten yang dihadiri oleh Bupati Wonosobo H. Afif Nurhidayat, S.Ag didampingi Kepala Dinas Kominfo Eko Suryantoro, S.Sos., M.Si Kepala Bagian Pemerintahan Drs. Tono Priantono, Aldhiana Kusumawati, S.STP Wajiran, S.IP., M.PH dan Priyo Cahyono, S.STP serta dari Project Leader PT. UNDIP Cita Cipta Prima, Fitri Ariyanti pada Kamis (5/8/2021).
Kabupaten Wonosobo sendiri sudah memiliki blue print strategy untuk smart city pada tahun 2018. Pengembangan smart city ini akan fokus pada isu smart society dan lebih khusus akan menciptakan inovasi yang adaptif terhadap masa pandemi.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat dalam sambutannya menyampaikan akan mendorong jajaran Perangkat Daerah di lingkungan Wonosobo untuk terus menciptakan inovasi-inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Inovasi sangat penting karena aturan berkembang dengan cepat dan kondisi lapangan juga sudah sangat berbeda apalagi saat ini sedang ada Pandemi COVID-19. “Saya mendorong kepada semua Perangkat Daerah yang ada di Wonosobo untuk bisa menciptakan inovasi-inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat” ungkap bupati.
Afif menegaskan, kunci smart city Kota Wonosobo yaitu memberikan pelayanan yang efektif, efisien, bermanfaat, dan dapat digunakan oleh masyarakat. Dia mencontohkan salah satu penerapan smart city yakni aplikasi Lapor Bupati. Dengan aplikasi ini, aduan masyarakat dapat tertangani secara cepat dan efektif.
Bagaimana sistem pelayanan kepada masyarakat didesain untuk melayani tamu yang datang. Inovasi ini berguna untuk menekankan potensi penyebaran COVID-19 dalam kegiatan pelayanan publik. Bupati juga mendorong lahirnya aplikasi yang bisa menjadi platform interaksi masyarakat di masa pandemi sekarang ini, misalnya juga aplikasi untuk mengawal kesehatan para isoman.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Wonosobo, Eko Suryantoro menyampaikan Wonosobo sebagai salah satu kabupaten yang masuk dalam 100 kota yang menuju smart city, sehingga membuka peluang untuk kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk untuk publikasi ke masyarakat, dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
]]>Tujuan diadakannya kegiatan tersebut antara lain:
Dalam kegiatan tersebuat juga dilakukan penandatangan komitmen bersama pengembangan SmartCity di Kawasan Borobudur dan Kawasan pendukung yang mendukung kepariwisataan, inventarisasi inovasi SmartCity yang mungkin bisa direplikasi antar Kabupaten/Kota. Untuk kabupaten /kota pada kawasan utama dan pendukung untuk menyiapkan dan meningkatkan kinerja layanan publik, kinerja birokrasi pemerintah dan efisiensi kebijakan publik dalam kontek membangun smart Governance melalui Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Selain itu, kabupaten/kota diharapakan untuk menyiapkan ekosistem digital untuk sektor pariwisata dan perekomonian serta jaminan keamanan wisatawan.
]]>Dalam rapat tersebut disampaikan kepada masing-masing OPD untuk melengkapi kekurangan data terkait dengan inovasi-inovasi smart city yang ada. Data tersebut meliputi nama inovasi, deskripsi inovasi, tujuan inovasi, kemitraan, tahun pelaksanaan,indikator keberhasilan dan juga anggaran untuk inovasi tersebut.
]]>Dalam paparannya, Afif menyebut keenam program unggulan yang meliputi Smart Government, Smart Branding, Smart Economy , Smart Living, Smart Environment, dan Smart Society di Kabupaten Wonosobo mulai menunjukkan kemanfaatan bagi masyarakat. “Sebagai contoh kemanfaatan program smart City ini, adalah telah berjalannya program Open Data Desa di Kabupaten Wonosobo, dimana 265 Desa/Kelurahan kini telah menerapkan keterbukaan pengelolaan anggaran yang dapat diakses publik 24 jam penuh di website resmi desa masing-masing,” tutur Afif. Kemudian, di program unggulan smart society, Afif juga menyebut telah operasionalnya layanan kegawatdaruratan Call Center 112 dan aplikasi Lapor Bupati yang mulai menjadi sarana publik menyampaikan aspirasi, aduan maupun beragam keluhan terkait kondisi aktual di Kabupaten Wonosobo. “Di smart Environment kami mengupayakan program pengelolaan sampah yang kedepan akan memungkinkan selesainya limbah keluarga di setiap desa, sehingga tidak akan memenuhi tempat pembuangan akhir (TPA),” lanjutnya. Di ketiga program unggulan lainnya pun, Afif menegaskan pemerintah daerah telah berupaya untuk dapat menjalankan setiap rencana sesuai dengan roadmap Smart City yang telah disusun.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kominfo, Retno Eko SN menambahkan perihal manfaat program smart City dalam penanganan pandemic COVID-19 selama dua tahun terakhir juga sangat dapat dirasakan masyarakat. “Dalam program unggulan smart Economy, langkah untuk pemberian bantuan jaring pengaman sosial bagi masyarakat rentan dampak pandemi, juga telah memanfaatkan teknologi dan sistem yang sudah terintegrasi sehingga lebih tepat sasaran,” jelas Retno. Dari sisi realisasi program, Retno juga merinci bahwa 13 rencana program smart Governance, berhasil terwujud 10 atau 76,9 %, kemudian 3 rencana program smart branding terwujud 3 atau 100 %, smart Economy terealisir 8 dari 8 rencana alias 100 %. “Kemudian di program smart living, realisasi juga mencapai 100 % alias 7 dari 7 rencana selesai, di smart Society 8 dari 8 rencana alias 100 % terealisir, serta di smart Environment dari 8 rencana program, juga berhasil terwujud 100%,” tandasnya.
Upaya pengembangan Smart City, sebagaimana disampaikan Kepala Bagian Umum RSUD Setjonegoro, Wajiran merupakan program berkelanjutan, sehingga adanya evaluasi bertahap secara periodik juga terus diperlukan. “Dengan sinergi seluruh perangkat daerah terkait dan dukungan kebiijakan pemerintah daerah, kemanfaatan dari smart City ini kedepan akan dapat dirasakan oleh masyarakat, seperti pemenuhan kebutuhan pangan murah, hingga keamanan dan kebersihan di setiap lingkungan,” pungkas Wajiran.
]]>Sebelumnya Kemenkominfo telah melakukan evalulasi secara inten terhadap program Smart City di Kab. Wonosobo yaitu pada Bulan Juni dan Desember 2021. Pemerintah Kabupaten Wonosobo berupaya keras untuk mewujudkan Smart City secara bertahap melalui inovasi per dimensi Smart.
Penghargaan Smart Environment menjadi pemicu kepada Wonosobo untuk lebih berinovasi lagi dalam bidang smart yang lain. Smart Environment akan menjadi project percontohan bagi desa-desa yang lain dalam pengelolaan sampah dengan prinsip habis di desa.
Program Wonosobo Resik merupakan QUICK WIN smart Enviroment dari Desa Kalimendong yang mampu mewujudkan GREEN ENVIROMENT. Inovasinya adalah mengelola Sampah Habis di Desa, Memperlalukan Perdes Larangan Merokok di Tempat Umum, Pembangunan Sanitasi Desa.
Berbarengan dengan acara penyerahan penghargaan , Kemenkominfo juga launching Virtual Exhibition (pameran Virtual) Smart City yang diikuti oleh Kab/Kota yang masuk dalam Gerakan Menuju Smart City di seluruh Indonesia. Pameran Virtual berlangsung tgl 14 Sd. 28 Desember 2021 yang dapat diakses oleh piblik pada websites : indonesiasmartcity.id
#smart_environmet
]]>Gerakan smart city bertujuan membimbing pemerintah kota/kabupaten terpilih dalam membuat rencana induk pembangunan berbasis kota pintar. Rencana induk pembangunan kota pintar ini disusun berdasarkan tantangan serta potensi masing-masing wilayah sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Gerakan Menuju Smart City sudah dilakukan pada 2017-2019 dengan membimbing 100 kota/kabupaten terpilih. Pada pelaksanaan 2021, gerakan ini memfokuskan pada tema pariwisata yang sejalan dengan program pemerintah terkait Kawasan Wisata Prioritas.
Total ada 70 kota/kabupaten yang mengikuti Gerakan Menuju Smart City 2021, dengan 48 kota/kabupaten menjalani serangkaian bimbingan teknis yang dipimpin oleh akademisi dan praktisi smart city.
Nantinya, semua inisiatif pemerintah daerah yang telah mengikuti Gerakan Menuju Smart City pada periode saat ini dan sebelumnya dapat dilihat melalui pameran virtual yang berlangsung pada 14-28 Desember 2021. Untuk acara pameran virtual tersebut bisa dikunjungi di https://indonesiasmartcity.id/
Pada pameran virtual ini, publik dapat mengetahui pencapaian maupun rencana dari masing-masing daerah. Pengunjung pameran juga dapat berinteraksi dengan wakil dari tiap daerah, yang diharapkan dapat membuka ruang kolaborasi bagi semua pihak.
Kemenkominfo juga akan menyerahkan penghargaan kepada kota/kabupaten yang telah mengikuti Gerakan Menuju Smart City periode 2021 dan juga tahun-tahun sebelumnya.
Sumber: https://infokomputer.grid.id/
]]>Hasil penilaian dari lima dimensi tersebut dikategorikan menjadi dua (2), yakni:
Dalam hasil penilaian tersebut, wonosobo mendapatkan nilai akhir sebesar 3,04. Wonosobo mengalami kenaikan sebesar 0,28 dari nilai sebelumnya. Berikut ini merupakan detail dari hasil evaluasi smart city 2021:
]]>